METODE PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI
SEKOLAH DASAR
(Studi Lapangan di Kelas V SDIT Atikah
Musaddad Garut)
Oleh: Nilam Cahya Intani
Abstrac:
Bahasa
Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang urgen di sebuah sekolah, hal
tersebut terlihat sejak pendidikan dasar atau SD, hingga jenjang Perguruan
Tinggi (S1), tidak mengherankan jika pelajaran bahasa Indonesia di perguruan
tinggi baik di tingkat S1 (starata 1) maupun S2 (starata 2) memiliki jurusan
tersendiri, hal tersebut tentu memiliki substansi tersendiri, salah satunya
adalah agar warga masyarakat indonesia lebih mencintai dan mengembangkan konsep
bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi.
Untuk
menunjang hal di atas, tentu dibutuhkan skill dan metode yang lebih tepat dalam
mengajarkan bahasa Indonesia kepada peserta didik sejak dini. Salah satu model
pengajaran bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar adalah SDIT Atikah
Musaddad. Sekolah yang telah mendapat nilai akreditasi A ini adalah memiliki
metode dan sistematika yang baik dalam mengajarkan bahasa Indonesia,
diantaranya adalah dengan sistem tugas kelompok dan tugas pribadi.
Tulisan
ini hendak mendeskripsikan sejauh mana proses metode pembelajaran bahasa
Indonesia pada kelas V SDIT Atikah Musaddad yang dilaksanakan secara full day
school.
Key Word:
Bahasa
Indonesia - SDIT Atikah Musaddad - kelas V – metode - pembelajaran
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Metode pembelajaran
adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi
pencapaian kempetensi siswa dengan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran.
Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, sedangkan metode merupakan prosedur pembelajaran yang
difokuskan ke pencapaian tujuan, dalam kata lain metode juga dapat diartikan
penjabaran dari pendekatan. Teknik pembelajaran merupakan cara yang dilakukan
oleh seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, teknik
pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari metode pembelajaran.
Dalam tulisan ini, penulis hendak mendeskripsikan
sebuah metode pengajaran yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajarkan
mata pelajaran bahasa Indonseia di kelas V pada salah satu Sekolah Unggulan
yang terdapat di Garut. Hal tersebut dalam hemat penulis cukup menarik,
mengingat pada umumnya sekolah dasar masih menggunakan sistem guru kelas,
artinya semua mata pelajaran di kelas V dipegang oleh satu orang guru yang di
sebut dengan guru kelas, kecuali pada beberapa pelajaran tertentu seperti
penjaskes, komputer. Namun di SDIT Atikah Musaddad sebagai sebuah sekolah
unggulan di Kabupaten Garut adalah sebaliknya, artinya pelajaran tersebut
diajarkan oleh satu guru yang di sebut sebagai guru bidang studi akan tetapi
tetap ada seorang guru kelas. Selain itu sekolah tersebut dilaksanakan secara full
day hingga sore hari, maka dari itu sebagai asumsi penulis hal tersebut
sangat menarik untuk dilihat dan dikaji dalam sistematika proses kegiatan
belajar mengajarnya atau KBM pada sekolah tersebut.
B.
Perumusan
Masalah
Untuk
mempermudah penulisan karya ilmiah ini diperinci menjadi beberapa rumusan
sebagai berikut:
1. Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V SDIT Atikah
Musaddad Garut?
2. Seperti apa sumber atau bahan ajar Bahasa Indonesia di
kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan
yang mendorong penulis untuk membahas masalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Apa
metode
yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia di kelas V SDIT Atikah
Musaddad Garut?
2.
Seperti apa
sumber atau bahan ajar Bahasa Indonesia di kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?
D.
Tinjauan Pustaka
Sejauh pengamatan
penulis bahwa tulisan yang mengangkat tentang metode pengajaran di Sekolah
Dasar telah banyak ditulis baik dalam bentuk buku maupun artikel lainnya,
sebagai buku pedoman dalam proses belajar mengajar. Sedangkan tulisan ini
adalah ingin mengetahui secara fokus pada sistem pembelajaran bahasa Indonesia
di sekolah unggulan atau yang biasa di sebut sebagai full day school yaitu
pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Atikah Musaddad tepatnya pada
pengajaran bahasa Indonesia kelas lima. Hal itu bagi penulis cukup menarik
mengingat sistem yang diajarkan di sekolah tersebut dnegan menggunakan banyak
metode serta dilaksanakan oleh guru bidang studi. Demikian ini berbeda dengan
sekolah-sekolah dasar lainnya, di mana sistem pengajaran bahasa Indoenesia
dilakasanakan oleh guru kelas atau wali kelas, sehingga peserta didik tidak
sedikit yang mengalami kejenuhan dalam mendalami beberapa mata pelajaran
lainnya.
E. Metode
Penelitian
BAB II
METODE PENGAJARAN
BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDIT ATIKAH MUSADDAD
A. Pengertian
Metode
Metode
berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode
menyangkut masalahcara kerja untuk dapat
memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi
metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik,
sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya
metode mengajar yang digunakan oleh guru.
B.
Metode
Pengajaran
Metode
belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid
dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode
diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau
problem. Di
mana para anggota diskusidengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan
atau pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru
dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh
tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau mengemukakan
pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat
dipertanggungjawabkan. Jadi
bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima
pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari
metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi
dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat
menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa.
C. Sekilas
tentang SDIT Atikah Musaddad
D. Pembagian
Waktu Jam Pelajaran
Waktu Jam Pelajaran
(jpl) mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat SD kelas 5 adalah 8 jpl dalam
1 minggu, begitu pula dengan di SDIT Atikah Musaddad (Senin, Rabu, Kamis dan
Jum’at). Setiap 1 jpl terdiri dari 35 menit, sehingga dalam 1 minggu terdapat
280 menit. Bahasa Indonesia
di SDIT Atikah Musaddad kelas V terdapat 2 rombel (rombongan belajar) yang
terdiri dari kelas V Zakaria dan kelas V Yahya. Setiap Rombel terdiri dari 27
siswa dan 2 orang guru, terdiri dari 1 guru kelas (wali kelas) dan 1 guru
bidang studi. Sehingga di kelas V SDIT Atikah Musaddad ini berjumlah 54 siswa
dan 4 orang guru. Namun fokus penelitian ini adalah pada kelas V Zakaria.
E. Sumber
atau Bahan Ajar
Ada beberapa sumber rujukan dan bahan ajar yang dijadikan
sebagai daftar sumber dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, antara lain
1. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Erlangga.
2. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Tiga Serangkai.
3. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Platnum Erlangga
4. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Yudistira
5. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Sarana Panca Karya
6. Buku
paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Diknas. BSE
7. Majalah,
harian SINDO, Pikiran rakyat dan buku-buku cerpen.
F. Metode
Pembelajaran Bahasa Indonesia
Istilah metode berawal dari bahasa latin methodus,
kemudian di serap ke dalam bahasa Yunani menjadi methodos yang
merupakan gabungan dari kata meta dan hodos yang berarti cara
atau jalan.[3]
Dalam bahasa Arab kata tersebut diterjemahkan dengan manhaj atau minhaj,
Al-Qur’an menyebut dua kata ini dengan لِكـُـلٍّ جَعَلـْـنـَا مِنـْكـُـمْ شِرْعَـة وَمِنـْهَـاجًا yang memiliki
makna “jalan yang terang”,[4]
kedua kata tersebut sering diungkapkan dalam bentuk jamak (plural)
menjadi manaahij,[5]
dalam bahasa Inggris kata di atas diterjemahkan menjadi methodology.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dan interaksi dua arah
yang berbeda, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru (biasanya terdapat
dalam sebuah ruang lingkup sekolah), aspek ini kemudian di sebut sebagai pihak
pendidik. Sebaliknya, belajar dilakukan oleh pihak kedua yang di sebut sebagai
peserta didik, murid. Konsep pembelajaran dalam pandangan Corey yang dikutip
Syaiful Sagala adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja
dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam
kondisi-kondisi khusus atau dapat menghasilkan respons terhadap situasi
tertentu.[6] Jadi
dalam analisa penulis maksud metode pembelajaran dalam tulisan ini adalah
sebuah sistematika tentang cara melakukan proses pengajaran bahasa Indoensia
yang dilakukan antara guru dengan murid-muridnya di suatu ruangan atau kelas.
Telah menjadi maklum
bahwa dalam setiap pembelajaran sebuah bahasa terdapat 4 aspek yaitu membaca,
mendengarkan, menulis dan berbicara.
begitu pula dengan pelajaran bahasa Indonesia. Sedikitnya terdapat empat metode
atau cara menyampaikan proses kegiatan belajar mengajar bahasa indonesia yang
disampaikan oleh seorang guru kelas V di SDIT Atikah Musaddad, metode tersebut
antara lain :
1. Ceramah
Yaitu sebuah proses kegiatan belajar
mengajar yang dilakukan dengan cara memberikan wawasan pengetahuan terhadap
materi yang sedang disampaikan oleh guru. Seperti yang ditunjukkan oleh Mc Leish (1976) menyatakan bahwa:
“Melalui ceramah, dapat
dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya
inspirasi bagi pendengarnya.”
Gage
dan Berliner (1981:457) menyatakan bahwa:
“Metode ceramah cocok
untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok
untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar
tersebut sukar didapatkan.”
2.
Demontrasi
Merupakan
metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana
proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya?. Demonstrasi sebagai
metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator
(orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada
seluruh kelas sesuatu proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis,
cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi
:
a.
Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
c.
Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi
:
a.
Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b.
Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c.
Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa
yang didemonstrasikan.
3.
Tanya
jawab
Dalam metode ini guru menerangkan sebuah materi
yang telah diterangkan, kemudian
beberapa siswa ditunjuk untuk menjawab pertanyaan seputar materi tersebut, hal
itu sebagai bahan evaluasi atas materi. Selain itu, terkadang sistem tanya
jawab juga dilakukan ketika proses pembelajaran akan dimulai sebagai motivator
pada materi yang akan disampaikan. Hal ini dilakukan biasanya sekita 10 sampai
15 menit
4.
Penugasan
Metode penugasan bisa bersifat individu
bisa juga bersifat kelompok, kegiatan metode pengajaran ini sebagai penunjang
bagi kegiatan metode ceramah pada suatu materi yang biasanya memerlukan waktu
yang cukup panjang, sehingga dibutuhkan keaktifan peserta didik yang dituangkan
dalam bentuk kerje penugasan. Kegiatan ini di sebut juga dengan sistem kerja
kelompok atau belajar kelompok.
Untuk lebih jelasnya ke
lima metode tersebut di atas telah dipaparkan dalam sebuah RPP yang ditulis
pada setiap akan mengajar. Dalam RPP tersebut disebutkan adanya 3 kegiatan,
antara lain: a] Kegiatan awal, b] Kegiatan inti, c] Kegiatan akhir. Selain itu, seorang guru dituntut memberikan
KKM pada awal proses pembelajaran akan dimulai, adapun KKM (Kriteria Ketuntasan
Mengajar) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDIT Atikah Musaddad ini
terbilang tinggi yaitu 75, hal tersebut mengingat karena adanya sebuah tuntutan
bagi sekolah-sekolah unggulan serta sebagai konsekwensi atas pencapaian akreditasi
yang mendapat nilai 95 (A). Adapun bagi siswa-siswi yang mendapat nilai di
bawah KKM maka disebut sebagai “tidak tuntas”, sehingga dalam rapotnya akan
ditulis dengan menggunakan pensil serta diadakan Remedial pada semester
berikutnya (genap). Namun dari hasil pencapaian UAS ganjil yang dilaksanakan
bulan Desember 2011 kemarin, semua siswa-siswi kelas V SDIT Atikah Musaddad
medapat nilai diatas KKM semua, artinya mereka tidak lagi mendapatkan remedial.
Di bawah ini hasil pencapaian nilai keals V Zakaria SDIT Atikah Musaddad.
BAB
III
KESIMPULAN
A.
Kesimpulan
Setelah penulis mendeskripsikan
beberapa metode pengajaran bahasa Indonesia di sekolah unggulan ini maka
sedikitnya diadapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:
1.
Sistem pengajaran pada mata pelajaran bahasa
Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Unggulan seperti SDIT Atikah Musaddad
dilaksanakan oleh guru bidang studi
2.
Sistem pelakssanaan pada sekolah SDIT Atikah
Musaddad ini bersifat full day school, artinya sekolah dilaksanakan
secara terpadu antara materi kurikulum dari diknas dengan muatan ke-Islaman,
sehingga sekolah dilaksanakan sampai sore hari.
3.
Ada beberapa metode yang ditawarkan dalam
mengajarkan bahasa indonesia ini, yaitu ceramah, demontrasi, tanya jawab dan
penugasan.
4.
KKM untuk pelajaran bahasa Indonesia di SDIT Atikah
Musaddad ini cukup tinggi yakni 75, walau demikian semua siswa tetap mencapai
ketuntasan tersebut. Hal itu seperti terlihat dalam lampiran-lampiran.
B.
Saran
Alhamdulillah
dengan bimbingan dan pertolongan Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tugas
karya ilmiah ini sebagai tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan kepada
para pembaca khususnya dosen Bahasa Indonesia dan kepada para peneliti
selanjutnya diharapkan untuk mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam karya
ilmiah yang telah penulis buat. Kesalahan berasal dari penulis karena
keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Atas segala perhatian dan bantuan dari berbagai pihak
penulis ucapkan terimakasih. Wallahu a’lam
bissowab.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an
al-Karim
A.S. Horendeye, edit.
Jonathan Clauther. 1995. Kamus Inggris Oxford. Amerika: Oxford
University Press
Ibnu
Manzur. Tanpa tahun. Lisanul Arab Jilid II. Cairo: Dar al-Ma’arif.
Muhammad bin Abi Bakr
bin Abdul Qadir al-Razi. Tanpa tahun. Mukhtar al-Sihah. Beirut: Dar
al-Jail
Shaleh, Ahmad Sukri.
2007. Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlurrahman.
Jambi: Sultan Thaha Press IAIN STS
Syaiful
Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
[1] Wawancara dengan Suwarso
(Wakasek bidang Kurikulum), hari Jum’at, 06 januari 2012
[2] Untuk mengetahui daftar
guru SDIT Atikah Musaddad dan murid kelas V Zakaria terdapat dalam lampiran.
[3] Ahmad Sukri Shaleh, Metodologi
Tafsir Al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlurrahman (Jambi: Sultan
Thaha Press IAIN STS, 2007), hal. 41. Dalam kamus Oxford metode diartikan
sebagai eway of doing atau cara melakukan kegiatan pekerjaan. Lihat A.S.
Horendeye, edit. Jonathan Clauther, Kamus Inggris Oxford (Amerika:
Oxford University Press, 1995), hal. 734
[4] Qs. al-Ma’idah [5]: 48
[5] Ibnu Manzur, Lisanul
Arab (Cairo: Dar al-Ma’arif, t.th ),
jil. II, hal. 4554. Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir al-Razi, Mukhtar
al-Sihah (Beirut: Dar al-Jail, t.th), hal. 681.
[6] Syaiful Sagala, Konsep
dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 61
artikelnya menarik bu. terimakasih sudah berbagi. izin sebagai referensi....
BalasHapusOh iya saya juga coba menulis cara mengajar bahasa indonesia untuk SD di blog saya, dan salah satu referensinya dari sini. terimakasih...
BalasHapus