Selasa, 22 Januari 2013

Metode Pengajaran Bahasa Indonesia SDIT Atikah Musaddad Garut



METODE PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
(Studi Lapangan di Kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut)
Oleh: Nilam Cahya Intani




Abstrac:
Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran yang urgen di sebuah sekolah, hal tersebut terlihat sejak pendidikan dasar atau SD, hingga jenjang Perguruan Tinggi (S1), tidak mengherankan jika pelajaran bahasa Indonesia di perguruan tinggi baik di tingkat S1 (starata 1) maupun S2 (starata 2) memiliki jurusan tersendiri, hal tersebut tentu memiliki substansi tersendiri, salah satunya adalah agar warga masyarakat indonesia lebih mencintai dan mengembangkan konsep bahasa Indonesia dengan lebih baik lagi.
Untuk menunjang hal di atas, tentu dibutuhkan skill dan metode yang lebih tepat dalam mengajarkan bahasa Indonesia kepada peserta didik sejak dini. Salah satu model pengajaran bahasa Indonesia di tingkat Sekolah Dasar adalah SDIT Atikah Musaddad. Sekolah yang telah mendapat nilai akreditasi A ini adalah memiliki metode dan sistematika yang baik dalam mengajarkan bahasa Indonesia, diantaranya adalah dengan sistem tugas kelompok dan tugas pribadi.
Tulisan ini hendak mendeskripsikan sejauh mana proses metode pembelajaran bahasa Indonesia pada kelas V SDIT Atikah Musaddad yang dilaksanakan secara full day school.



Key Word:
            Bahasa Indonesia - SDIT Atikah Musaddad - kelas V – metode - pembelajaran



BAB I
PENDAHULUAN



A.    Latar Belakang Masalah

Metode pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru kelas. Dalam model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kempetensi siswa dengan pendekatan, metode dan teknik pembelajaran. Pendekatan diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, sedangkan metode merupakan prosedur pembelajaran yang difokuskan ke pencapaian tujuan, dalam kata lain metode juga dapat diartikan penjabaran dari pendekatan. Teknik pembelajaran merupakan cara yang dilakukan oleh seseorang dalam rangka mengimplementasikan suatu metode, teknik pembelajaran ini merupakan kelanjutan dari metode pembelajaran.
Dalam tulisan ini, penulis hendak mendeskripsikan sebuah metode pengajaran yang digunakan oleh seorang guru dalam mengajarkan mata pelajaran bahasa Indonseia di kelas V pada salah satu Sekolah Unggulan yang terdapat di Garut. Hal tersebut dalam hemat penulis cukup menarik, mengingat pada umumnya sekolah dasar masih menggunakan sistem guru kelas, artinya semua mata pelajaran di kelas V dipegang oleh satu orang guru yang di sebut dengan guru kelas, kecuali pada beberapa pelajaran tertentu seperti penjaskes, komputer. Namun di SDIT Atikah Musaddad sebagai sebuah sekolah unggulan di Kabupaten Garut adalah sebaliknya, artinya pelajaran tersebut diajarkan oleh satu guru yang di sebut sebagai guru bidang studi akan tetapi tetap ada seorang guru kelas. Selain itu sekolah tersebut dilaksanakan secara full day hingga sore hari, maka dari itu sebagai asumsi penulis hal tersebut sangat menarik untuk dilihat dan dikaji dalam sistematika proses kegiatan belajar mengajarnya atau KBM pada sekolah tersebut.

B.     Perumusan Masalah
Untuk mempermudah penulisan karya ilmiah ini diperinci menjadi beberapa rumusan sebagai berikut:
1.      Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?
2.      Seperti apa sumber atau bahan ajar Bahasa Indonesia di kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?

C.    Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang mendorong penulis untuk membahas masalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apa metode yang digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?
2.      Seperti apa sumber atau bahan ajar Bahasa Indonesia di kelas V SDIT Atikah Musaddad Garut?

D.    Tinjauan Pustaka

Sejauh pengamatan penulis bahwa tulisan yang mengangkat tentang metode pengajaran di Sekolah Dasar telah banyak ditulis baik dalam bentuk buku maupun artikel lainnya, sebagai buku pedoman dalam proses belajar mengajar. Sedangkan tulisan ini adalah ingin mengetahui secara fokus pada sistem pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah unggulan atau yang biasa di sebut sebagai full day school yaitu pada Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Atikah Musaddad tepatnya pada pengajaran bahasa Indonesia kelas lima. Hal itu bagi penulis cukup menarik mengingat sistem yang diajarkan di sekolah tersebut dnegan menggunakan banyak metode serta dilaksanakan oleh guru bidang studi. Demikian ini berbeda dengan sekolah-sekolah dasar lainnya, di mana sistem pengajaran bahasa Indoenesia dilakasanakan oleh guru kelas atau wali kelas, sehingga peserta didik tidak sedikit yang mengalami kejenuhan dalam mendalami beberapa mata pelajaran lainnya.

E.     Metode Penelitian
1.      Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas V Zakaria pada salah satu Sekolah Unggulan yang terdapat di Garut, yaitu SDIT Atikah Musaddad. Fokus penelitian ini ingin mengetahui sejauh mana metode yang diajarkan oleh guru bahasa Indonesia pada sebuah sekolah unggulan yang nota bene termasuk full day school dengan menggunakan sistem guru bidang studi.

2.      Bahan dan Waktu Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dengan berbagai responden antara lain; guru kelas (wali kelas V), guru bahasa Indonesia, beberapa murid serta buku-buku penunjang lainnya. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap, pertama, hari Rabu tanggal 04 Januari 2012 dengan guru kelas. Kedua, hari Senin, tanggal 09 Januari 2012 dengan guru bahasa indonesia dan peserta didik.

3.      Metode Pengumpulan Data
Data yang dibutuhkan dalam metode penelitian ini dikelompokan menjadi dua bagian, yaitu :
(a)    Data primer
Pengumpulan data primer ini dilakukan dengan cara wawancara langsung dengan nara sumber guru bahasa Indonesia yaitu Nenden Dewi Fatimah, S.Pd.I yang mengemukakan gagasan metode baik yang sesuai dengan buku-buku pelajaran Bahasa Indonesia maupun ketika ia sedang proses mengajar. Adapun metode yang digunakan dalam data primer ini antara lain:
·         Menyusun alat pengumpul data yang berisi beberapa butir pertanyaan yang bersifat umum, kemudian dikembangkan dalam pelaksanaan wawancara secara garis besar namun tetap terarah.
·         Menghubungi nara sumber utama yakni Nenden Dewi Fatimah, S.Pd.I untuk menentukan kesediaan wawancara, terutama berkenaan dengan substansi wawancara, tempat dan waktu wawancara.
·         Mencatat dan merekam wawancara dengan membatasi pada hal-hal yang dipandang penting, sedangkan keseluruhan isi wawancara direkam dengan menggunakan alat perekam dan ditulis
·         Menyalin hasil wawancara dari ragam bahasa lisan menjadi bahasa tulisan, sesuai dengan ungkapan Nenden Dewi Fatimah, S.Pd.I
·         Menyarikan isi catatan yang telah disalin ke dalam bahasa tulisan menurut kosa kata dan gaya bahasa yang digunakan nara sumber.
·         Melakukan konfirmasi dengan nara sumber Nenden Dewi Fatimah, S.Pd.I berkenaan dengan sari hasil wawancara dan ungkapan spesifik yang tidak disarikan.
·         Mengklasifikasi data sesuai dengan unsur dan pertanyaan penelitian yang diajukan.
(a)    Data sekunder
Pengumpulan data sekunder diperoleh dari bahan pustaka yang merujuk dan mengutip pada sumber primer. Pengumpulan data ini dilakukan dengan beberapa tahapan sebagai berikut:
·         Mengumpulkan bahan pustaka dan bahan lainnya yang akan dipilih sebagai sumber data
·         Membaca bahan pustaka yang telah dipilah, baik tentang substansi metode atau bahan ajar lainnya.
·         Menyarikan isi catatan yang telah diterjemahkan menurut kosa kata dan gaya bahasa yang digunakan.
·         Mengklasifikasi data dari satu tulisan dengan merujuk kepada pertanyaan penelitian.

 
    BAB II
METODE PENGAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS V SDIT ATIKAH MUSADDAD  


A.    Pengertian Metode
Metode berasal dari Bahasa Yunani “Methodos’’ yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalahcara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik, sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metode mengajar yang digunakan oleh guru.

B.     Metode Pengajaran
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusidengan jujur berusaha mencapai atau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama. Dalam metode diskusi guru dapat membimbing dan mendidik siswa untuk hidup dalam suasana yang penuh tanggung jawab, setiap orang yang berbicara atau mengemukakan pendapat harus berdasarkan prinsip-prinsip tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Jadi bukan omong kosong, juga bukan untuk menghasut atau mengacau suasana. Menghormati pendapat orang lain, menerima pendapat yang benar dan menolak pendapat yang salah adalah ciri dari metode yang dapat digunakan untuk mendidik siswa berjiwa demokrasi dan melatih kemampuan berbicara siswa. Agar suasana belajar siswa aktif dapat tercapai, maka diskusi dapat menggunakan variasi model-model pembelajaran menarik dan memotivasi siswa.

 C.    Sekilas tentang SDIT Atikah Musaddad
Sekolah ini didirikan pada tahun 2003 dan mulai melaksanakan kegiatan pertama pembelajaran pada tanggal 14 Juli 2003 yang pada saat itu dilaksanakan dengan dua rombongan belajar (rombel). Sekolah ini berstatus swasta penuh dengan mengambil visi misi inovatif, kreatif dan taqwa. Dalam masa-masa pendirian, sekolah ini terlebih dahulu dilaksanakan studi banding ke beberapa sekolah unggulan di daerah SDIT Nur Hidayah, SDIT Nurul Musthafa keduanya di Solo, SDIT al-Azhar Yogyakarta dan SDIT al-Azhar Bandung. Mereka yang tergolong fandhing father SDIT Atikah Musaddad ini adalah Hj Anis Afifah, Lc. Suwarso, S.Ag, Urwah, S.HI, Rima Rahmawati, S.Ag, Pupah Maesaroh, S.Ag.
Nama sekolah ini diambil dari pendiri yayasan al-Musaddadiyah yaitu Prof. KH. Anwar Musaddad serta isteri beliau yang bernama Ibu Hj. Atikah Qurtubi. Sehingga kemudian dinamai menjadi SDIT Atikah Musaddad. Sekolah ini sejak awal telah mengambil sebagai sekolah unggulan, yaitu dengan program tahfidzul Qur’an sebagai salah satu program unggulannya. Pada tahun pelajaran 2001-2012 SDIT Atikah Musaddad ini memiliki 19 rombel yang berjumlah kurang lebih 500 siswa dengan didukung oleh 50 tenaga pendidik 10 karyawan.[1] Selain itu, sekolah ini pada setiap tahun tepatnya pada bulan Mei diadakan wisuda juz amma, sebagai bentuk tahaduts bin nikmat atas tercapainya hafalan juz ke 30 bagi siswa-siswi kelas V.[2]

D.    Pembagian Waktu Jam Pelajaran
Waktu Jam Pelajaran (jpl) mata pelajaran bahasa Indonesia di tingkat SD kelas 5 adalah 8 jpl dalam 1 minggu, begitu pula dengan di SDIT Atikah Musaddad (Senin, Rabu, Kamis dan Jum’at). Setiap 1 jpl terdiri dari 35 menit, sehingga dalam 1 minggu terdapat 280 menit. Bahasa Indonesia di SDIT Atikah Musaddad kelas V terdapat 2 rombel (rombongan belajar) yang terdiri dari kelas V Zakaria dan kelas V Yahya. Setiap Rombel terdiri dari 27 siswa dan 2 orang guru, terdiri dari 1 guru kelas (wali kelas) dan 1 guru bidang studi. Sehingga di kelas V SDIT Atikah Musaddad ini berjumlah 54 siswa dan 4 orang guru. Namun fokus penelitian ini adalah pada kelas V Zakaria.

E.     Sumber atau Bahan Ajar
Ada beberapa  sumber rujukan dan bahan ajar yang dijadikan sebagai daftar sumber dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, antara lain
1.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Erlangga.
2.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Tiga Serangkai.
3.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Platnum Erlangga
4.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Yudistira
5.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Sarana Panca Karya
6.      Buku paket Bahasa Indonesia kelas V penerbit Diknas. BSE
7.      Majalah, harian SINDO, Pikiran rakyat dan buku-buku cerpen.

F.     Metode Pembelajaran Bahasa Indonesia
Istilah metode berawal dari bahasa latin methodus, kemudian di serap ke dalam bahasa Yunani menjadi methodos yang merupakan gabungan dari kata meta dan hodos yang berarti cara atau jalan.[3] Dalam bahasa Arab kata tersebut diterjemahkan dengan manhaj atau minhaj, Al-Qur’an menyebut dua kata ini dengan لِكـُـلٍّ جَعَلـْـنـَا مِنـْكـُـمْ شِرْعَـة وَمِنـْهَـاجًا yang memiliki makna “jalan yang terang”,[4] kedua kata tersebut sering diungkapkan dalam bentuk jamak (plural) menjadi manaahij,[5] dalam bahasa Inggris kata di atas diterjemahkan menjadi methodology.
Sedangkan pembelajaran merupakan proses komunikasi dan interaksi dua arah yang berbeda, yaitu mengajar yang dilakukan oleh pihak guru (biasanya terdapat dalam sebuah ruang lingkup sekolah), aspek ini kemudian di sebut sebagai pihak pendidik. Sebaliknya, belajar dilakukan oleh pihak kedua yang di sebut sebagai peserta didik, murid. Konsep pembelajaran dalam pandangan Corey yang dikutip Syaiful Sagala adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau dapat menghasilkan respons terhadap situasi tertentu.[6] Jadi dalam analisa penulis maksud metode pembelajaran dalam tulisan ini adalah sebuah sistematika tentang cara melakukan proses pengajaran bahasa Indoensia yang dilakukan antara guru dengan murid-muridnya di suatu ruangan atau kelas.
Telah menjadi maklum bahwa dalam setiap pembelajaran sebuah bahasa terdapat 4 aspek yaitu membaca, mendengarkan, menulis dan berbicara. begitu pula dengan pelajaran bahasa Indonesia. Sedikitnya terdapat empat metode atau cara menyampaikan proses kegiatan belajar mengajar bahasa indonesia yang disampaikan oleh seorang guru kelas V di SDIT Atikah Musaddad, metode tersebut antara lain :
1.      Ceramah
Yaitu sebuah proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dengan cara memberikan wawasan pengetahuan terhadap materi yang sedang disampaikan oleh guru. Seperti yang ditunjukkan oleh Mc Leish (1976) menyatakan bahwa:
“Melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.”
Gage dan Berliner (1981:457) menyatakan bahwa:
“Metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

2.      Demontrasi
Merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya?. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatu proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.
3.      Tanya jawab
Dalam metode ini guru menerangkan sebuah materi yang telah diterangkan, kemudian beberapa siswa ditunjuk untuk menjawab pertanyaan seputar materi tersebut, hal itu sebagai bahan evaluasi atas materi. Selain itu, terkadang sistem tanya jawab juga dilakukan ketika proses pembelajaran akan dimulai sebagai motivator pada materi yang akan disampaikan. Hal ini dilakukan biasanya sekita 10 sampai 15 menit
4.      Penugasan
Metode penugasan bisa bersifat individu bisa juga bersifat kelompok, kegiatan metode pengajaran ini sebagai penunjang bagi kegiatan metode ceramah pada suatu materi yang biasanya memerlukan waktu yang cukup panjang, sehingga dibutuhkan keaktifan peserta didik yang dituangkan dalam bentuk kerje penugasan. Kegiatan ini di sebut juga dengan sistem kerja kelompok atau belajar kelompok.

Untuk lebih jelasnya ke lima metode tersebut di atas telah dipaparkan dalam sebuah RPP yang ditulis pada setiap akan mengajar. Dalam RPP tersebut disebutkan adanya 3 kegiatan, antara lain: a] Kegiatan awal, b] Kegiatan inti, c] Kegiatan akhir.  Selain itu, seorang guru dituntut memberikan KKM pada awal proses pembelajaran akan dimulai, adapun KKM (Kriteria Ketuntasan Mengajar) pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDIT Atikah Musaddad ini terbilang tinggi yaitu 75, hal tersebut mengingat karena adanya sebuah tuntutan bagi sekolah-sekolah unggulan serta sebagai konsekwensi atas pencapaian akreditasi yang mendapat nilai 95 (A). Adapun bagi siswa-siswi yang mendapat nilai di bawah KKM maka disebut sebagai “tidak tuntas”, sehingga dalam rapotnya akan ditulis dengan menggunakan pensil serta diadakan Remedial pada semester berikutnya (genap). Namun dari hasil pencapaian UAS ganjil yang dilaksanakan bulan Desember 2011 kemarin, semua siswa-siswi kelas V SDIT Atikah Musaddad medapat nilai diatas KKM semua, artinya mereka tidak lagi mendapatkan remedial. Di bawah ini hasil pencapaian nilai keals V Zakaria SDIT Atikah Musaddad.
 
 BAB III
KESIMPULAN


A.    Kesimpulan
Setelah penulis mendeskripsikan beberapa metode pengajaran bahasa Indonesia di sekolah unggulan ini maka sedikitnya diadapatkan beberapa kesimpulan, antara lain:
1.      Sistem pengajaran pada mata pelajaran bahasa Indonesia yang dilaksanakan di Sekolah Unggulan seperti SDIT Atikah Musaddad dilaksanakan oleh guru bidang studi
2.      Sistem pelakssanaan pada sekolah SDIT Atikah Musaddad ini bersifat full day school, artinya sekolah dilaksanakan secara terpadu antara materi kurikulum dari diknas dengan muatan ke-Islaman, sehingga sekolah dilaksanakan sampai sore hari.
3.      Ada beberapa metode yang ditawarkan dalam mengajarkan bahasa indonesia ini, yaitu ceramah, demontrasi, tanya jawab dan penugasan.
4.      KKM untuk pelajaran bahasa Indonesia di SDIT Atikah Musaddad ini cukup tinggi yakni 75, walau demikian semua siswa tetap mencapai ketuntasan tersebut. Hal itu seperti terlihat dalam lampiran-lampiran.

B.     Saran
Alhamdulillah dengan bimbingan dan pertolongan Allah SWT penulis dapat menyelesaikan tugas karya ilmiah ini sebagai tugas akhir mata kuliah Bahasa Indonesia. Dan kepada para pembaca khususnya dosen Bahasa Indonesia dan kepada para peneliti selanjutnya diharapkan untuk mengoreksi kesalahan yang terdapat dalam karya ilmiah yang telah penulis buat. Kesalahan berasal dari penulis karena keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki. Atas segala perhatian dan bantuan dari berbagai pihak penulis ucapkan terimakasih. Wallahu a’lam bissowab.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an al-Karim
A.S. Horendeye, edit. Jonathan Clauther. 1995. Kamus Inggris Oxford. Amerika: Oxford University Press
Ibnu Manzur. Tanpa tahun. Lisanul Arab Jilid II. Cairo: Dar al-Ma’arif.
Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir al-Razi. Tanpa tahun. Mukhtar al-Sihah. Beirut: Dar al-Jail
Shaleh, Ahmad Sukri. 2007. Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlurrahman. Jambi: Sultan Thaha Press IAIN STS
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta



[1] Wawancara dengan Suwarso (Wakasek bidang Kurikulum), hari Jum’at, 06 januari 2012
[2] Untuk mengetahui daftar guru SDIT Atikah Musaddad dan murid kelas V Zakaria terdapat dalam lampiran.
[3] Ahmad Sukri Shaleh, Metodologi Tafsir Al-Qur’an Kontemporer dalam Pandangan Fazlurrahman (Jambi: Sultan Thaha Press IAIN STS, 2007), hal. 41. Dalam kamus Oxford metode diartikan sebagai eway of doing atau cara melakukan kegiatan pekerjaan. Lihat A.S. Horendeye, edit. Jonathan Clauther, Kamus Inggris Oxford (Amerika: Oxford University Press, 1995), hal. 734

[4] Qs. al-Ma’idah [5]: 48

[5] Ibnu Manzur, Lisanul Arab  (Cairo: Dar al-Ma’arif, t.th ), jil. II, hal. 4554. Muhammad bin Abi Bakr bin Abdul Qadir al-Razi, Mukhtar al-Sihah (Beirut: Dar al-Jail, t.th), hal. 681.
[6] Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran (Bandung: Alfabeta, 2010), hal. 61